Cerita Haru Muadz Hafiz Tunanetra: Alquran-lah yang Jadi Penolongku di Hari Kiamat

 


keterbatasan bukan berarti harus pasrah saja dengan keadaan. Inilah yang dilakukan pemuda bernama muadz asal Jazirah As-Sa'adah, Mesir. Sejak kecil ia memiliki kekurangan fisik yaitu tidak bisa melihat atau tunanetra.Namun siapa sangka di usianya 11 tahun, Muadz sudah menghafal 20 juz quran Ia diketahui mulai menghafal Alquran sejak usianya masih 6 tahun.

"Saya mulai menghafal dengan perasaan yang berat dan sulit. Tapi saya yakin kelak ini akan menjadi kenikmatan yang besar baik di dunia maupun akhirat. Alquran lah yang kelak akan menjadi penolongku di hari kiamat," ucap Muadz, dikutip dari YouTube Smiling Travel Channel.

Muadz belajar mengaji dan menghafal Alquran dengan salah satu syekh. Saat ingin menyetor hafalan, dia harus melakukan perjalanan yang panjang karena rumahnya dan rumah syekh sangat jauh.

"Aku sering datang pada syekh setiap menghafal separuh Alquran setiap tiga hari dalam seminggu. Sebelumnya hanya dua hari saja, tapi aku memohon kepada beliau, namun beliau menolaknya," ucap Muadz.

Dia mengatakan kalau syekh yang mengajarkan menghafal Alquran sangat tegas. "Beliau sangat tegas. Bahkan hanya mengajarkanku menghafal satu ayat saja. Dalam beberapa hari aku tidak pernah bermain," lanjutnya.

Meskipun mengalami keterbatasan, Muadz tetap bersyukur karena Allah Subhanahu wa ta'ala selalu memberi nikmat kepadanya. Bahkan, dia mengatakan selalu berdoa agar Allah tidak mengembalikan penglihatannya.

"Alhamdulillah atas segala nikmat-Nya kepadaku. Dialah yang menghilangkan pandangan dan alhamdulillah atas segala nikmat ini dan setiap doaku. Sku memohon agar Allah tidak mengembalikan pandanganku," kata Muadz.

"Semoga ini bisa jadi hujjahku di hadapan Allah di hari kiamat. Sehingga, Allah bisa meringankan siksaan atasku. Saat aku berada di hadapan-Nya dan dia bertanya kepadaku, 'Apa yang kau lakukan dengan Alquran?' Semoga kiranya hal ini bisa dapat meringankan hisabku. Dia maha penyayang pada siapa pun yang dikehendaki-Nya," paparnya.

Muadz juga menjelaskan dengan kemampuannya dalam menghafal Alquran ini, dia sangat berani melakukan dan berpegian sendirian.

"Tapi alhamdulillah, Allah juga yang Allah karuniakan kepadaku Alquran dan setiap saat aku ingin pergi ke mana pun, aku bisa melakukannya sendirian. Aku tidak perlu ditemani siapa pun. Tapi ayah selalu saja mengkhawatirkanku," ucapnya.

Muadz juga menerapkan kaidah dari Ibnu Qoyyim rahimullah yang berisi, "Allah tidak menutup atas segala hamba-Nya satu pintu dengan hikmah, kecuali Allah membukakan baginya dua pintu dengan rahmat-Nya."

Kendati demikian, saat kecil Muadz mengaku pernah sempat marah karena tidak bisa melihat seperti orang lain, namun seiring berjalannya waktu perasaan marah dan kesal itu hilang.

Ini semua adalah ketetapan dan takdir Allah. Karena Nabi Shallallahu alaihi wassallam bersabda dalam hadis qudsi, 'Jika Aku (Allah) menguji hamba-Ku dengan menghilangkan penglihatan kedua matanya ia sabar, niscaya Aku akan menggantikan penghilatan kedua matanya dengan surga'," terangnya.

"Aku berdoa agar Allah Subhanahu wa ta'ala menjadikan aku sebagai pewaris surga firdaus," tutup Muadz.

Allahu a'lam bisshawab.

Belum ada Komentar untuk "Cerita Haru Muadz Hafiz Tunanetra: Alquran-lah yang Jadi Penolongku di Hari Kiamat"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel