Kisah Vanya, Lulusan Pesantren Daqu Putri Cikarang Tembus Universitas Indonesia
Halo, perkenalkan namaku Vanya Daffa Ardina dari Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an Putri Cikarang. Menjadi putri tunggal dalam sebuah keluarga kecil mungkin terdengar menyenangkan. Selain menjadi pusat perhatian keluarga, tentunya dapat dengan mudah mendapatkan apa yang kita inginkan. Tapi, mari kuberitahu rahasia kecil… hal itu mungkin terasa menyenangkan hanya sampai masa kanak-kanak saja. Saat masih belum mengerti, apa yang seharusnya kita berikan untuk orang tua dan keluarga.
Semakin beranjak dewasa, semakin terasa bahwa ada beban besar yang harus dipikul. Harapan ayah, ibu, keluargaku, semuanya tertumpu padaku. Kalau bukan aku, siapalagi? Syukur Alhamdulillah, aku dibesarkan untuk tidak menjadi pribadi yang lemah dan mudah menyerah.
Sejak kecil, aku selalu ingin memberikan hasil yang terbaik untuk orang-orang di sekitarku. Untuk keluargaku, guru-guruku, bahkan juga teman-temanku. Termasuk soal pendidikan. Aku selalu menargetkan masuk PTN ternama, seperti impian banyak orang.
Nah, soal ini awalnya tak sama sekali aku memilih Universitas Indonesia di jalur SNMPTN dan SBMPTN. Kenapa? Jawabannya, pesimis. Kata mereka, masuk UI itu sulit. Kata mereka, kami, santri, mungkin tak punya kesempatan untuk lolos. Kata mereka, hampir mustahil karena belum ada satupun dari kami, lulusan Daqu Cikarang, yang menembus UI.
Faktanya saya gagal SNMPTN. Ditolak Universitas Padjajaran dan UIN Bandung. Aku mulai kebingungan, mau kuliah dimana ya nanti?
Sebagai alternatif, aku mendaftar di salah satu universitas swasta menggunakan jalur raport, alhamdulillah aku lolos dan mendapatkan beasiswa uang pangkal. Akan tetapi, kupikir aku masih bisa memperjuangkan PTN!!!
Aku percaya aku bisa mencapai impian, aku bisa bangkit dari kegagalan, aku bisa dengan doa dan usaha, aku harus bisa untuk keluargaku dan orang-orang di sekitarku.
Di sisi lain, apa yang diajarkan oleh gurunda kami ayahanda KH. Yusuf mansur selalu melekat dalam diriku. Ayah selalu mengajarkan kami untuk bermimpi setinggi mungkin tanpa harus merasa takut, kunci nya karena kita punya Allah. “Punya mimpi gausah tanggung-tanggung, minta yang banyak sama Allah. Jatuhin omongan aja dulu, sisa-nya doa, usaha dan biar Allah yang urus" begitu kiranya kata beliau.
Yang kuingat, suatu hari kami pernah berdiskusi di kelas bersama seorang ustadzah, kami berbincang mengenai perkuliahan dan berbagai persiapannya. Beliau mengatakan bahwa memang belum ada alumni dari sekolah kami yang melanjutkan studi di Universitas Indonesia. Di situ pula, dari bangku belakang aku mengatakan dengan lantang “tenang ustadzah, nanti Anya duluan deh yang masuk UI. Ustadzah tunggu kabar baiknya yaa!”
Ya. Seperti biasanya, aku selalu mengucapkan hal-hal yang ingin aku capai.
Selain meminta doa dari orangtua dan guru-guru, aku selalu menyisihkan sedikit dari uang jajanku setiap hari untuk berbagi dengan orang lain. Baik melalui aplikasi donasi, ataupun ojek online. Tak jarang aku pun selalu meminta do’a kepada bapak ojek online atas hajat-hajat yang ingin kucapai. Karna di sekolah, aku diajarkan untuk selalu berdo’a, mendo’akan, dan minta di do’akan.
Hingga pada akhirnya aku memutuskan untuk mengikuti SIMAK UI dengan hati setengah ragu. Bagaimanapun hasilnya, setidaknya aku sudah berusaha melakukan yang terbaik bukan?
Hari demi hari berlalu, aku tak banyak menaruh harapan atas pengumuman hasil seleksi tersebut. Satu yang kuharap, semoga hasil pengumuman ini menjadi salah satu hadiah terbaik untuk ulang tahunku ke-19 ini.
14 Juli 2022, tiba saatnya pengumuman hasil seleksi SIMAK UI. Jujur, disaat pendaftar lain mungkin merasakan kekhawatiran yang luar biasa perihal hasil pengumuman, lain halnya denganku. Untuk membuka laman UI saja, rasa nya tidak terlalu menarik bagiku. “Aku buka hasilnya besok sajalah”, batinku.
Namun atas dorongan dari temanku, akhirnya akupun mau untuk membuka hasil pengumuman di hari itu juga.
Bismillahirrohmanirrohiim.. 1,2,3..
Selamat, Anda dinyatakan sebagai calon mahasiswa baru Universitas Indonesia
Aku mencerna kalimat tersebut berulang kali, Alhamdulillah… Allah memberikan kesempatan ini untukku. Tak pernah kusangka, berawal dari hanya memasang foto Gedung Rektorat UI sebagai wallpaper handphone, kali ini aku bisa berfoto didepannya sekaligus menggunakan almamater kuning kebanggaan.
Berdasarkan informasi yang kudapat, tahun ini ada 4 orang temanku dari Daarul Qur’an Ketapang yang lulus di Universitas Indonesia juga. Yang kuharap, semoga kami bisa selalu menanamkan kebaikan baik pada diri sendiri maupun lingkungan sekitar. Dan tentunya, semoga selalu bisa menjaga apa yang kami dapatkan dari Daarul Qur’an.
Terimakasih sebesar-besarnya kuucapkan untuk orang orang yang mengambil peran besar dalam setiap langkah perjalananku.
Terimakasih, untuk orangtuaku tersayang.
Terimakasih, untuk Ustadz Hery Setyawan yang selalu menjadi inspirasi-ku.
Terimakasih, untuk Ustadzah Iklima Wardatin dan seluruh jajaran wali kelas tercinta yang selalu memberikan yang terbaik bagi anak-anakmu
Terimakasih, untuk seluruh asatidz yang tak bisa kusebutkan satu persatu. Tanpa doa dan rido kalian, belum tentu dapat sampai di titik sejauh ini.
Dikisahkan oleh: Vanya Daffa Ardina, Alumni Pesantren Tahfizh Daarul Qur'an Putri, Cikarang
Belum ada Komentar untuk "Kisah Vanya, Lulusan Pesantren Daqu Putri Cikarang Tembus Universitas Indonesia"
Posting Komentar