Saksi Sejarah Islam, Dua Masjid Berusia 1.200 Tahun Ditemukan di Israel
Pada Juni, Otoritas Barang Antik Israel (Israel Antiquities Authority) menemukan sebuah masjid kuno yang berusia 1.200 tahun di kota Badui Rahat di gurun Negev di Israel selatan.
Sebelumnya di tahun 2019, pihak berwenang menemukan masjid lain yang berasal dari abad ketujuh dan kedelapan Masehi.
Melansir dari Al Monitor, Senin (19/9/2022), dalam pernyataan 8 Juni, pihak berwenang menjelaskan bahwa penemuan masjid-masjid itu menunjukkan daerah tersebut mengalami transisi dari Kristen keIslam.
Mereka menambahkan bahwa peninggalan pertama yang ditemukan adalah kolom marmer milik gereja.
Pihak berwenang menyatakan bahwa pekerjaan penggalian akan berlanjut dan masjid-masjid akan dipulihkan dan dilestarikan sebagai monumen bersejarah.
Yasser al-Amour yang bekerja di Israel Antiquities Authority selama 28 tahun, termasuk orang pertama yang mengungkap penemuan masjid di Negev.
“Saya benar-benar kewalahan ketika kami menemukan dua masjid itu. Saya bahkan memanggil rekan-rekan Muslim untuk berdoa. Perasaan yang tak terlukiskan menguasaiku. Kedua masjid ini termasuk yang tertua di dunia dan bukti kehadiran Islam selama lebih dari 1.200 tahun,” katanya.
Pihak berwenang menyatakan bahwa pekerjaan penggalian akan berlanjut dan masjid-masjid akan dipulihkan dan dilestarikan sebagai monumen bersejarah.
“Saya benar-benar kewalahan ketika kami menemukan dua masjid itu. Saya bahkan memanggil rekan-rekan Muslim untuk berdoa. Perasaan yang tak terlukiskan menguasaiku. Kedua masjid ini termasuk yang tertua di dunia dan bukti kehadiran Islam selama lebih dari 1.200 tahun,” katanya.
“Tentu saja ada masjid lain di daerah itu, tetapi dua ini akan mengubah Rahat menjadi kawasan wisata,” tambahnya.
Amour menjelaskan bahwa sekitar 75.000 penduduk Rahat adalah Muslim Badui yang sebagian besarnya berperan dalam eksplorasi besar ini. Menurut Amour, situs arkeologi ini akan membawa manfaat ekonomi bagi penduduk kota.
Amour menjelaskan bahwa sekitar 75.000 penduduk Rahat adalah Muslim Badui yang sebagian besarnya berperan dalam eksplorasi besar ini. Menurut Amour, situs arkeologi ini akan membawa manfaat ekonomi bagi penduduk kota.
“Kotamadya Rahat menuntut Israel Antiquities Authority untuk membangun sebuah masjid baru di sebelah masjid yang baru ditemukan. Hal itu dalam upaya menarik pengunjung dan wisatawan ke daerah tersebut," tambah Amour
.Dia menambahkan, pemerintah kota juga meminta Kementerian Purbakala Israel untuk melestarikan dan merenovasi penemuan-penemuan ini, yang merupakan sumber kebanggaan bagi Muslim kota Rahat.
“Kedua masjid tersebut sebenarnya menandai berakhirnya masa Bani Umayyah dan awal dari kekhalifahan Abbasiyah, yakni masuknya Islam pada tahun 636 M,” jelasnya.
Amour mengatakan bahwa penemuan hebat ini terjadi saat proyek memperluas kota dan membangun unit perumahan baru untuk penduduk.
"Kami benar-benar menemukan empat situs arkeologi, termasuk dua masjid ini.” kata Amou
r.
“Situs ini benar-benar kuno, berusia lebih dari 1.000 tahun, dan masjid-masjid itu unik dan suci dan sama pentingnya dengan Masjid Al-Aqsa di Yerusalem. Meskipun ada banyak masjid terkenal di dalam Yerusalem, jarang menemukan tempat ibadah yang kuno itu,” tambah Amour.
Para arkeolog di Kementerian Purbakala Israel memulai pekerjaan penggalian di kota Rahat pada bulan Januari. Mereka menemukan beberapa situs dan monumen yang berasal dari periode antara era Bizantium dan era Islam modern.
Situs arkeologi ini, yang meliputi gereja dan masjid, adalah bukti lebih lanjut bahwa wilayah tersebut berada di bawah kekuasaan Bizantium Kristen selama ratusan tahun sebelum munculnya Islam, sehingga kehadiran masjid.
Dosen Hubungan Internasional Universitas Ben-Gurion di Beersheba, Mansour al-Nasasira, mengatakan penemuan ini berasal dari abad ketujuh dan kedelapan Masehi, yaitu selama kekhalifahan Umayyah.
Situs arkeologi ini, yang meliputi gereja dan masjid, adalah bukti lebih lanjut bahwa wilayah tersebut berada di bawah kekuasaan Bizantium Kristen selama ratusan tahun sebelum munculnya Islam, sehingga kehadiran masjid.
Dosen Hubungan Internasional Universitas Ben-Gurion di Beersheba, Mansour al-Nasasira, mengatakan penemuan ini berasal dari abad ketujuh dan kedelapan Masehi, yaitu selama kekhalifahan Umayyah.
"Periode waktu ini menyaksikan banyak penaklukan — dan Beersheba, salah satu kota gurun Negev di mana penggalian dilakukan, pada zaman dahulu adalah markas pemimpin Islam Amr Ibn al-Aas.”
“Daerah itu dihuni oleh umat Islam pada masa itu. Penemuan baru ini tidak mengejutkan kami, karena banyak misi asing telah mengunjungi berbagai daerah di Palestina, termasuk gurun Negev, dan menggali monumen arkeologi penting yang berasal dari periode Islam,” tambahnya.
“Daerah itu dihuni oleh umat Islam pada masa itu. Penemuan baru ini tidak mengejutkan kami, karena banyak misi asing telah mengunjungi berbagai daerah di Palestina, termasuk gurun Negev, dan menggali monumen arkeologi penting yang berasal dari periode Islam,” tambahnya.
Nasasira menjelaskan adanya penemuan masjid, desa pertanian, dan pabrik sabun kuno [pada tahun 2020] menjadi bukti bahwa daerah tersebut merupakan area pertanian yang sangat penting selama periode itu.
"Ini (penemuan) membantah narasi Israel yang mengklaim bahwa gurun Negev belum pernah berpenghuni dan tidak memiliki peninggalan atau barang antik.” lanjut Nasasira.
"Ini (penemuan) membantah narasi Israel yang mengklaim bahwa gurun Negev belum pernah berpenghuni dan tidak memiliki peninggalan atau barang antik.” lanjut Nasasira.
Belum ada Komentar untuk "Saksi Sejarah Islam, Dua Masjid Berusia 1.200 Tahun Ditemukan di Israel"
Posting Komentar