Cerita Mahasiswi IPB Mualaf Diusir Keluarga & Kehilangan Beasiswa, Kini Kuliah di Turki


 Belum lama ini, viral wanita cantik asal Medan, Arnita Rodelina Turnip yang sempat diusir oleh keluarga dan kehilangan beasiswanya karena dirinya memutuskan untuk pindah agama ke Islam atau menjadi mualaf.

Selain itu, Arnita juga menceritakan bagaimana kisahnya yang pulang pergi pagi buta untuk bekerja demi membiayai hidupnya dan sang adik. Namun, dibalik semua tantangan yang ia lewati, Arnita menemukan sebuah keajaiban yang menghampirinya satu per satu.

Kisahnya ini banyak menginspirasi banyak orang, Bunda juga penasaran bagaimana cerita Arnita, mahasiswi IPB yang diusir keluarga dan kehilangan beasiswanya karena menjadi mualaf? Yuk, simak artikel selengkapnya berikut ini, ya, Bunda.

Diusir keluarga dan kehilangan beasiswa hingga harus bekerja

Arnita adalah mahasiwsi manajemen IPB yang memutuskan dirinya untuk menjadi mualaf. Keputusanya itu ternyata sangat ditentang oleh orang tuanya, terutama sang ayah. Arnita mengaku bahwa ia tidak meminta izin orang tuanya sebelum masuk Islam.

Hal ini ia lakukan karena dirinya mengenal karakter orang tuanya yang akan menolak keputusan Arnita itu. Sampai satu waktu, Arnita memberanikan diri untuk menyampaikan kabar tersebut, tentu saja itu membuat kedua orang tuanya terkejut sampai menghapus namanya dari Kartu Keluarga (KK)..

“Jadi, akhirnya saya telepon mamak, aku masuk Islam. Bapak saya marah-marah, dia bilang kau masuk Islam sepeser pun tidak bisa lagi kau ambil dari rumah, cari juga bapakmu, mamakmu, semuanya,” ungkap Arnita, dikutip dari kanal YouTube Rukun Indonesia.

Singkat cerita, Arnita menjalani hari-harinya seperti biasa, tetapi saat menginjak semester 2, ia dikabarkan tidak lagi mendapat uang saku dari beasiswanya itu. Meski begitu, dirinya masih melanjutkan kuliah dengan memutuskan berjualan donat di kampusnya.

“Waktu itu di IPB ada yang jual donat, jadi jam 4 pagi antri donat, terus jam 7 saya tawarkan ke anak-anak kelas yang baru datang,” ujar Arnita.

Dirinya pun mengatakan bahwa ia hanya mendapat keuntungan 10 ribu per hari, hanya untuk biaya makan. Kemudian, Arnita juga mengatakan ketika dirinya tidak ada uang untuk beli makan, ia akan makan donat jualannya itu, lho, Bunda.

“Kalau saya lagi enggak ada uang nih, ya sudah, donatnya saja yang saya makan gitu,” ujar Arnita.

Selain menjual donat, Arnita juga bekerja sebagai guru les privat dan buruh laundry. Hal ini lakukan untuk membiayai kebutuhan hidup dan juga sekolah sang adik yang memilih untuk ikut Arnita sekolah di Bogor.

Namun, meski begitu dirinya tetap menjalani hidupnya dengan yakin bahwa Allah akan membantunya. Seiring berjalannya waktu, dengan banyaknya rintangan yang perlu dilewati wanita cantik ini, Arnita pun mendapatkan berkah dari Allah dengan diterima bekerja di salah satu perusahaan di Turki.

Bagaimana kisah selanjutnya? Yuk, simak halaman berikutnya, ya, Bunda.

IPK kecil tapi bisa kerja sekaligus kuliah di Turki

Arnita mengaku lulus kuliah dengan IPK yang terbilang kecil. Namun, itu tidak menurunkan semangatnya untuk mencari kerja. Ia pun bertekad untuk mencari kerja di luar negeri karena ia tahu bahwa akan sulit bila melamar kerja di Indonesia dengan IPKnya itu.

“Jadi, saya IPKnya, 2,93. Saya sadar diri kalau di Indonesia, saya enggak akan jadi apa-apa. Kalau saya enggak jadi apa-apa, keluarga dari bapak saya akan menyangkutkan Islam dengan nasib saya,” kata Arnita.

Dengan tekadnya itu, akhirnya Arnita terus berusaha mencari pekerjaan melalui platform lowongan kerja. Ia pun akhirnya melamar ke salah satu perusahaan multinasional di Turki, setelah melalui proses rekrutmennya, Arnita dinyatakan diterima bekerja.

Setelah itu, dirinya mengatakan bahwa sangat disayangkan bila hanya bekerja saja di Turki. Akhirnya ia memberikan tawaran kepada direktur perusahaannya untuk memberikan beasiswa sekolah di Turki juga.

“Nah, terus aku bilang ke direkturnya minta beasiswa untuk lanjut kuliah. Akhirnya mereka lihat potensi saya, dan akhirnya disetujui. Tapi, mereka enggak cover biaya lainnya, hanya uang kuliah saja,” ujar Arnita.

Setelah mengikuti tes masuk perguruan tinggi di Turki, dari 2.080 peserta hanya ada 30 peserta yang lolos. Siapa sangka? Ternyata Arnita berhasil menduduki peringkat ke-15 dan satu-satunya mahasiswi Indonesia yang lolos ke universitas tersebut.

“Dari 2.080 peserta yang daftar diseleksi masuk 30 peserta, saya ranking 15 dan satu-satunya orang Indonesia yang lolos ke universitas itu tahun ini dan orang pertama dari IPB yang kuliah di kampus itu,” kata Arnita.

Dirinya pun menyampaikan bahwa menjadi seorang Muslim itu bukan orang yang jahat. “Saya mau tunjukkin ke orang tua saya juga dengan saya menjadi Islam atau ke orang-orang yang dulunya nge-judge saya jadi teroris atau sebagainya saya mau tunjukkin enggak seperti itu,” jelas Arnita.

Belum ada Komentar untuk "Cerita Mahasiswi IPB Mualaf Diusir Keluarga & Kehilangan Beasiswa, Kini Kuliah di Turki"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel